Senin, 03 Maret 2014


GUSDUR

KH Abdurrahman Wahid atau yang kita kenal dengan Gusdur adalah Presiden RI yang ke-4 setelah Soekarno, Soeharto, dan Habibie. Ia menjabat sebagai RI-1 setelah melalui voting anggota MPR pada tahun 2001 silam. Ada beberapa kenangan yang akan saya bagi disini. Mungkin sebagian dari pembaca sudah tahu beberapa kisah di bawah ini.
Suatu hari, Gusdur (sebenarnya nama aslinya adalah Abdurrahman Ad-Dakhil) mengajak KH Said Aqil Siradj (sekarang ketua PBNU). Kang Said (panggilan KH Said Aqil) bertanya mau kemana. Namun, Gusdur hanya bilang akan mengajaknya kepada seorang yang alim lalu minta doa kepadanya. Kang Said pun setuju dengan ajakan Gusdur. Oia, lokasinya pada waktu itu di Arab.
Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan orang yang berpakaian putih dan berjanggut (umumnya orang Arab) yang mempunyai banyak santri. Kang Said pun berkata kepada Gusdur, “Mungkin itu kali?” Gusdur hanya bilang, “Bukan.” Berkali-kali kang Said menebak, tapi selalu salah. Kang Said semakin bingung karena orang-orang ternama yang mereka lewati bukan termasuk orang ‘alim’ yang Gusdur maksudkan.
Tibalah saatnya mereka bertemu dengan pemulung. Ya, orang yang berprofesi sebagai pengepul sampah. Kang Said pun terheran-heran ketika Gusdur mendekati pemulung tersebut. Tak lama kemudian, ia pun ikut mendekati pemulung bersama Gusdur.
Kemudian Gusdur menepuk pundak si pemulung dan bilang minta didoakan. Seketika itu, si pemulung menangis dan memohon kepada Allah untuk dicabut kewaliaannya. Ia masih shock karena masih ada orang yang tahu bahwa ia adalah seorang wali padahal sudah menyamar sebagai orang yang dianggap rendah di masyarakat.
Cerita lain, ketika Gusdur mengunjungi makam di tengah danau di daerah Panjalu, Tasikmalaya. Pada awalnya, makam tersebut tidak terawat karena belum banyak orang yang mengetahuinya. Namun, setelah Gusdur mengunjungi makam tersebut dan menyampaikan kepada warga bahwa makam tersebut adalah makam seorang wali, sekarang makam tersebut menjadi ramai oleh karena banyak orang yang berdatangan guna ‘berwisata ziarah.’ Masyarakat sekitar makam pun ikut merasakan peningkatan kesejahteraan dengan berdagang dan lain sebagainya.
Sebenarnya masih banyak cerita yang mengindikasikan bahwa Gusdur mengetahui banyak sekali keberadaan para wali Allah di Indonesia. Kalau sudah begini, Gusdur itu siapa? Apakah Gusdur adalah (juga) seorang wali Allah? Fyi, yang mengetahui wali adalah seorang wali juga.

Tidak ada komentar: